Dec 4, 2007

LINUX: Membangun Kreativitas Global !

Makhluk apakah itu ”Linux”? Mengapa kata itu tiba-tiba menyeruak tiba-tiba dan mencoba menjadi ”idol” baru di dunia sistim operasi. Yah, sudah saatnya kita mengenalnya lebih dalam. “Linux adalah sebuah sistem operasi menyerupai UNIX yang dibangun oleh Linus Torvalds beserta para programmers seantero dunia. Linux didistribusikan secara bebas, kode pembentuknya pun terbuka untuk dimodifikasi oleh siapa pun yang berkeinginan untuk bereksperimen dengannya. Linux biasa dipergunakan sebagai server-server jaringan. (http://www.microsoft.com/technet/prodtechnol/Visio/visio2002/plan/glossary.mspx)

Dari pernyataan diatas dapat diambil beberapa kelompok kata kunci yaitu; Linus Torvalds, UNIX, programmers seantero dunia, distribusi bebas, bebas dimodifikasi, server jaringan. Apa yang dapat kita gali dengan kata-kata kunci tersebut ? Untuk Linus Torvalds and UNIX mungkin tidak perlu dibahas karena itu adalah sesuatu yang sudah baku dan bisa dicari di perpustakaan baik cetak maupun digital. Sehingga, kita akan coba bergerak dengan kata-kata setelahnya.

Kita mulai dengan “programmer seantero dunia”; Jika kita akan memproduksi sesuatu secara massal, tentu kita akan memperhitungkan dimana pabriknya, berapa karyawan yang akan direkrut lengkap dengan kisaran gaji, tunjangan dan lain lain. Bagaimana dengan Linux ? Berawal dari keisengan Linus mengotak-atik UNIX menjadi format baru, yang kemudian dilempar ke pasaran dengan gratis bagi siapa saja untuk menjajal hasil karyanya. Luar biasa responnya! Setelah keisengan ini, semua seolah mengalir dengan sendirinya. Kreativitas berkembang dengan dashyat. Linux kemudian dapat dibangun oleh siapa saja, baik perorangan maupun bukan. Dan seperti bola salju, lalu dilempar ke publik kembali, juga secara gratis. Lemparan tersebut disambut banyak orang untuk semakin membesar dan membesar.

Apakah Linux tanpa cacat? Tentu. Sebagaimana layaknya sebuah barang baru, tentu memiliki cacat. Akan tetapi karena gratis, publik pemakai Linux juga merasa sungkan untuk melakukan class-action terhadap Linux. Lagi pula perasaan memiliki terhadap software ini pun semakin menguat. Lalu apa yang publik biasa dilakukan ? Alih-alih menggerutu tanpa tahu harus menggerutui siapa, maka si pemakai biasanya melakukan perbaikan terhadap cacat yang dimiliki Linux. Hingga saat ini, fenomena tersebut terjadi terus menerus dan berkesinambungan. Alhasil, cacat Linux malah mengakibatkan munculnya komunitas-komunitas global pencinta Linux yang akrab melalui karya tanpa perlu tahu rupa.

Distribusi Bebas

Alasan apa lagi yang perlu anda ketahui tentang Linux? Sebagai operating system gratis, Linux dapat kita dapatkan hanya dengan sedikit usaha. Kita pun tidak perlu was-was akan ancaman razia oleh Business Software Alliance (BSA) dan pihak yang berwajib yang tengah marak dilakukan belakangan ini. Jika kita memiliki sambungan internet yang memadai, dengan beberapa kali klik, Linux apapun bisa didapat dengan mudah. Tetapi bila internet tidak tersedia, anda tinggal membeli kepingan distribusi Linux hanya seharga sepuluh ribu rupiah. Jadi istilah bebas disini adalah siapapun boleh mendistribusikannya kepada siapapun. Jika kita akan mendesain sistem berbasis komputer atau investasi komputerisasi, kita bisa menghemat pengeluaran sekaligus terhindar dari kejaran razia software bajakan. Pertanyaannya, mengapa tidak dimanfaatkan oleh dunia pendidikan kita ?

Linux bebas untuk dimodifikasi oleh siapa saja. Sebagai contoh, ada dua orang dengan spesifikasi komputer sama dan memakai distribusi Linux yang sama, tetapi mereka memiliki tingkat kreatifitas dan daya jelajah yang berbeda pula, maka apa yang akan terjadi? Satu bulan selepas kita tinggalkan mereka, apa yang terjadi ? Mereka seolah-olah memiliki dua Linux yang dilihat dari segala sisi manapun: berbeda. Menantang bukan ?

Server Jaringan

Tanpa kita sadari Linux telah cukup lama hadir, yakni sejak tahun 1990 hingga sekarang. Telah banyak pihak yang memanfaatkan Linux sebagai server mereka. Apache server yang kita kenal sebagai server pangatur web, Postfix, Qmail server sebagai Mail server, iptables, squid, Dansguardian serta banyak lagi yang lainnya. Itu adalah sebagian kecil contoh layanan yang terdapat di Linux yang merupakan aplikasi server yang mumpuni. Sebagai contoh, penulis menggunakan distribusi Clarkconnect yang dirancang khusus untuk keperluan server gateway. Clarkconnect mempunyai multifungsi seperti; web server, mail server, content filtering, firewall, intrusion detection and prevention, bandwidth management, file server, ftp server, vpn server dan port management. Semua distribusi Linux bisa dikonfigurasikan seperti ini dengan menambah paket-paket installasi untuk masing-masing aplikasi. Sebagai server, Linux juga terkenal dengan sebutan; robust (tahan banting).

Berdasarkan pengalaman penulis pribadi, Linux menstimulasi kreatifitas dan menggedor pola pikir yang selama ini konvensional. Dengan Linux, kita bisa menjalin pertemanan melalui komunikasi global yang tercipta seiring dengan geliat Linux itu sendiri. Pemakai tidak terlalu dipusingkan dengan virus bahkan tak terlalu memerdulikannya. Linux menstimulasi pemakai dengan sendirinya mencoba belajar menghargai hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Linux membuat pemakai tidak lagi berurusan dengan lisensi penggunaan software. Linux mengajari kita untuk tidak pelit. Di dunia pendidikan, Linux dapat menjadi bahan pengajaran yang sangat menarik untuk dikupas di subjek teknologi informasi dan komunikasi.

Berbicara sedikit mengenai virus komputer Linux tidaklah imun terhadap terhadap virus. Berdasarkan pengalaman penulis, Linux yang dilepas di pasaran secara bebas, memberi ruang untuk pemakai berkreasi, namun juga dalam konteks mengisenginya. Ketika keisengan tersebut membuahkan hasil (virus), biasanya orang-orang tersebut melaporkan kepada si pembuat untuk diperbaiki. Anehnya, seringkali si pencipta virus yang iseng ini justru membantu memperbaikinya. Dan jika tidak, ada pihak ketiga lain yang akan memperbaiki cela (cacat) itu secara sukarela dan hasilnya dipublikasikan kembali secara luas dan cuma-cuma. Walhasil, kita hampir tidak pernah (mudah-mudahan jangan pernah) terkena virus. Karena banyaknya orang yang berkecimpung didalam dunia Linux secara sukarela untuk memodifikasi dan membangunnya. Banyak ditemukan “proof of concept” akan tetapi sesegera itu pula seseorang akan melakukan perbaikan atau penambalan.

Linux memberikan pelajaran yang berarti bagi kita semua. Linux memberikan ruang seluas-luasnya untuk membangun dan mengembangkan kreativitas dan pertemanan skala global. Dapatkah kita meniru pergerakan Linux untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari ? Terlebih-lebih dalam dunia pendidikan, yang memupuk bakat-bakat kreator muda. Semoga.


~E~
oedhapos@gmail.com

No comments: